Since 1996, Artha Graha Peduli (AGP) has focused on Environmental Conservation as its First Pillar, working within the Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) to restore damaged ecosystems gradually. The key activities of this program include:

  • Reforestation: Planting over 1,000,000 trees, including native Sumatra species such as Waru, Bayur, Nyamplung, and Keruing.
  • Forest Protection: Supporting forest patrols in Bukit Barisan Selatan National Park (TNBBS) and educating local villagers on the importance of forest conservation for biodiversity and future oxygen production.
  • Community Empowerment: Engaging local villagers in reforestation efforts and combating plastic waste. Alongside AGP’s medical team, the program also addresses endemic diseases and actively promotes clean and healthy living. Additionally, AGP enhances education by providing scholarships for students from elementary to university levels.
  • Wildlife Conservation: Rehabilitating and preserving endangered species, particularly the Sumatran tiger. In 2007, AGP partnered with Taman Safari Indonesia to establish Indonesia’s first Wildlife Rescue Center, which handled the relocation of 5 tigers and 1 crocodile from Aceh, rehabilitating them before releasing them back into their natural habitat. In 2012, AGP collaborated with Panthera to monitor the tiger population across 45,000 hectares.

To date, AGP–TWNC has successfully released 6 tigers into the wild and is currently rehabilitating 7 more at the Wildlife Rescue Center. Remarkably, one of the released tigers returned to the center to give birth to 3 cubs, named Bintang, Topan, and Petir. A population survey in 2012 recorded 6 tigers in a 15,000-hectare area, the highest tiger density in Southeast Asia.

Sejak tahun 1996, Artha Graha Peduli (AGP) melalui Pilar Pertamanya, yaitu Pelestarian Lingkungan, telah menjalankan program di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) dengan fokus pada pemulihan ekosistem secara bertahap. Program ini meliputi kegiatan utama sebagai berikut:

  • Reboisasi: Menanam lebih dari 1.000.000 pohon dengan spesies endemik Sumatra seperti Waru, Bayur, Nyamplung, dan Keruing.
  • Perlindungan Hutan: Mendukung patroli hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan mengedukasi penduduk desa tentang pentingnya konservasi hutan untuk menjaga keanekaragaman hayati dan produksi oksigen di masa depan.
  • Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan penduduk desa dalam upaya reboisasi dan pengelolaan sampah plastik. Bersama dengan tenaga medis AGP, program ini juga memerangi penyakit endemik dan aktif mempromosikan gerakan hidup bersih dan sehat. Selain itu, AGP meningkatkan pendidikan masyarakat melalui program beasiswa untuk anak-anak hingga tingkat perguruan tinggi.
  • Konservasi Satwa Liar: Merehabilitasi dan melestarikan spesies langka, terutama Harimau Sumatera. Pada tahun 2007, AGP bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia mendirikan Pusat Rehabilitasi Satwa pertama di Indonesia, yang menangani translokasi 5 ekor harimau dan 1 ekor buaya dari Aceh, serta merehabilitasi dan melepasliarkan harimau kembali ke habitatnya. Pada tahun 2012, AGP bekerja sama dengan Panthera untuk melakukan monitoring populasi harimau di area seluas 45.000 hektar.

Hingga saat ini, AGP–TWNC telah berhasil melepasliarkan 6 ekor harimau ke alam liar dan masih merehabilitasi 7 ekor harimau di Pusat Rehabilitasi Satwa. Salah satu harimau yang telah dilepasliarkan kembali ke pusat untuk melahirkan 3 anak harimau yang dinamai Bintang, Topan, dan Petir. Monitoring populasi pada tahun 2012 menunjukkan terdapat 6 ekor harimau di area seluas 15.000 hektar, menjadikannya populasi harimau tertinggi di Asia Tenggara.